Pages

Kamis, 23 Oktober 2014

TRilogi (K3 Serayu Pagi - Kenangan Ketinggian Kawan)


Udara pagi yang dingin menusuk di Purwokerto, tepatnya di area merokok selatan PWT. Ga ngerokok sih, tapi mungkin aja ada sisaan bara rokok yang bisa membantu menghangatkan hati ini, maksudnya badan ini. Bingung apa yang mau diceritakan. Pokoknya rangkaian KA Kamandaka dilangsir di jalur 3. Terus ada kereta barang masuk di jalur 4. Terus saya menunaikan 2 rakaat dulu. Terus KA Kamandaka di berangkatkan ke SMC. Terus rangkaian KA Logawa dilangsir di jalur 2. Terus saya makan Sari Roti rasa keju di area merokok utara PWT. Ga ngerokok sih, tapi mungkin aja ada sisaan bara rokok yang bisa membantu menghangatkan hati ini, maksudnya badan ini. Terus kereta barang di jalur 3 diberangkatkan ke selatan. Pokoknya kayak gitu, tapi mungkin aja urutannya ada yang kebalik, tapi yang jelas kayak gitu. Baru akhirnya saya keluar peron buat liat-liat area luar PWT.


KA Progo

KA Kamandaka

Diluar saya benar-benar melihat-lihat secara harfiah. Jadi tidak ambil foto satu pun. Perhatian saya langsung tertuju pada ruang tunggu PWT. Banyak sekali pria dan wanita muda dengan menggendong carrier diatas 40L, habis Slamet-an mungkin. Tapi bukan itu yang menarik perhatian saya. Perhatian saya tertuju langsung pada Indomart, karena seret habis makan roti tadi belum sempat minum. Setelah membeli bekal di Indomaret barulah perhatian saya tertuju pada jendela di belakang itu toko, sehingga memungkinkan untuk penumpang membeli tanpa keluar area peron. Cukup tekan bel saja, dan pesan layaknya di warung kelontong. Namun saya ragu apakah barang yang dibeli sesuai dengan yang diinginkan, bisa saja ada miskomunikasi antara abang-abang Indomart dengan penumpang. Misal memesan susu Frisian Flag rasa strawberry, tapi dikasihnya susu Frisian Flag rasa strawberry yang low fat. Tidak sesuai pesanan. Pembeli rugi. Pembeli berhak melaporkan kejadian ini ke YLKI. Skip.

Platname Purwokerto
Suasana PWT

Keluar dari Indomart barulah perhatian saya tertuju pada bapak-bapak yang lari-larian karena mengejar KA Logawa yang sudah mau jalan. Dan akhirnya bapak tersebut harus mengubur impian nya dalam-dalam untuk bisa naik KA Logawa hari itu. Chin up dude. Barulah terakhir perhatian saya tertuju oleh beberapa rombongan pendaki yang sedang menunggu KA Serayu Pagi tujuan JAKK. Dilihat secara seksama apparel mereka dari atas sampai bawah cukup stylish dan branded. Ada beberapa yang menenteng tenda dan sleeping bag. Dalam kelompok besar beberapa hanya interaksi ke beberapa orang saja. Saya jadi ragu mereka habis Slamet-an, lagi pula Slamet kan lagi batuk-batuk. Sangka an saya akhirnya memutuskan bahwa mereka adalah anak-anak open trip, dari Dieng mungkin. Akhirnya sangka-sangka an itu berakhir ketika mas-mas stasiun bilang dengan halo-halo nya kalau KA Serayu Pagi tujuan JAKK telah tersedia di jalur 2.

Bendungan Serayu
Suasana dalam kereta

Setelah boarding dan memastikan tempat duduk dikereta, saya beranjak keluar dan sekedar ambil beberapa foto suasana PWT pagi ini. Sampai akhirnya sekitar pukul 06.30 WIB KA Serayu Pagi diberangkatkan. Perjalanan petak PWT - KRY sendiri rasanya sudah tidak perlu dideskripsikan lagi. Jalur bersejarah nan eksotis, dimana kiri kanan jalur didominasi permadani hijau ilahi. Ditambah gagahnya gunung atau bukit yang berdiri. Derasnya Sungai-sungai yang mengaliri. Kokohnya jembatan-jembatan yang menghubungi. Ditambah anak-anak yang berlari. Sampai akhirnya tiba di KRY sekitar pukul 07.00 WIB. Keluar sekedar ambil foto sambil menikmati morning breeze. Berhenti agak lama, karena KA Serayu Pagi harus putar loko. Sebenarnya sih bukan putar loko, tapi ganti posisi loko. Soalnya kalo putar loko kan harus pakai turn table atau segitiga pembalik atau baloon loop. Ya kan? Hingga akhirnya diberangkatkan kembali sekitar setengah jam kemudian.

Stasiun Kroya
Gubuk ditengah sawah

Di kereta saya duduk bersama satu kelompok pendaki beranggotakan kalo tidak salah 4 orang. Dengan distribusi beban 1 orang carrier 80L, 2 orang carrier 40L, dan 1 orang daypack 28L. Dengan tambahan 1 tenda, 2 sleeping bag, dan 1 matras ditenteng. Awalnya saya mengira mereka habis Slamet-an, namun setelah dengar obrolan-obrolan pagi yang khas dari mereka, ternyata mereka dari Dieng, Prau tepatnya, saya jadi membayangkan track Prau lebih berat dari jalur Linggarjati di Ciremai. Bagaimana tidak, total 188L untuk 4 orang masih belum cukup untuk menampung 1 tenda, 2 sleeping bag, dan 1 matras. Bukan apa-apa, cuma kasian aja sama mas-mas sebelah yang ga kebagian bagasi karena harus "ngalah" sama tumpukan sleeping bag, dan matras yang ditaruh di bagasi atas. Skip.

Stasiun Sidareja
Stasiun Banjar

Perjalanan petak KRY - TSM sendiri rasanya sudah tidak perlu dideskripsikan lagi. Jalur bersejarah nan eksotis, dimana kiri kanan jalur didominasi permadani hijau ilahi. Ditambah gagahnya gunung atau bukit yang berdiri. Derasnya Sungai-sungai yang mengaliri. Kokohnya jembatan-jembatan yang menghubungi. Ditambah anak-anak yang berlari. Setelah berhenti di beberapa stasiun untuk menaik turunkan penumpang atau pun untuk bersilang. Hingga suatu saat kereta berjalan lambat dan suara jeglug-jeglug, jeglug-jeglug, jeglug-jeglug, terdengar. Itu suara roda kereta ketika melewati wesel kayaknya. Udah mau masuk stasiun kayaknya. TSM kayaknya. Sampai akhirnya tiba di TSM sekitar pukul 10.00 WIB dimana KA Lodaya Pagi tujuan SLO sudah tidak sabar untuk gantian pakai jalur yang sebelumnya kami lewati.

KA Lodaya Pagi
Stasiun Tasikmalaya

Sepanjang perjalanan selanjutnya rombongan pendaki yang sebangku dengan saya bercerita tentang serunya pendakian yang baru saja mereka tunaikan. Mulai dari beratnya beban yang dipanggul, paha yang keram, dingin yang menusuk di atas sana, hingga panggilan alam di tengah malam. Sambil mengagumi gunung dan bukit di kiri kanan jalur, saya jadi teringat masa-masa sering keluyuran ke ketinggian. Teringat gimana dingin nya malam ditengah hangatnya persahabatan di dalam tenda, di ketinggian. Teringat gimana tersiksanya bila panggilan alam memangil disaat bulan belum berganti shift dengan matahari, di ketinggian. Dan tentunya teringat ngilunya disengat selusin lebah, di ketinggian. Sekarang semua sudah pada lulus kuliah, kerja di tempat berbeda, dan punya kesibukan masing-masing. Punya kewajiban yang ga bisa ditinggalkan sekedar untuk menikmati mi instan terenak didunia. Untuk sekedar menikmati kopi sachetan yang rasanya bisa tandingin Double Tall Breve Caramel Macchiato Ekstra Caramel Sauce. Ah kapan kita kemana nih? Flashback selesai.

Stasiun Cipendeuy

Untuk perjalanan petak TSM - KAC sendiri rasanya sudah tidak perlu dideskripsikan lagi. Jalur bersejarah nan eksotis, dimana kiri kanan jalur didominasi permadani hijau ilahi. Ditambah gagahnya gunung atau bukit yang berdiri. Derasnya Sungai-sungai yang mengaliri. Kokohnya jembatan-jembatan yang menghubungi. Ditambah anak-anak yang berlari. Setelah berhenti di beberapa stasiun untuk menaik turunkan penumpang atau pun untuk bersilang. Hingga suatu saat kereta berjalan lambat dan suara jeglug-jeglug, jeglug-jeglug, jeglug-jeglug, terdengar lagi. Itu suara roda kereta ketika melewati wesel kayaknya. Udah mau masuk stasiun kayaknya. KAC kayaknya. Sepertinya ada pengulangan kalimat ya. Atau paragraf? Sebelum masuk KAC sebenarnya sudah ada pemberitahuan dari crew melalui halo-halo yang ada di kereta. Sampai akhirnya tiba di KAC sekitar pukul 13.30 WIB.

Stasiun Kiaracondong

Selanjutnya saya harus menuju BD menggunakan lokalan. Karena belum memiliki tiket, maka tempat yang pertama saya tuju adalah toilet. Mengapa toilet bukannya loket? Karena ini adalah kebutuhan yang penting dan genting. Kegiatan yang harusnya saya lakukan pagi hari terpaksa tertunda karena dinginnya air di PWT. Didalam remangnya toilet KAC, pada posisi yang sangat ideal untuk berfilosofis, saya teringat akan bagaimana nasib dan dimana keberadaan bapak-bapak yang duduk di sebelah saya yang tiba-tiba menghilang di kereta yang saya tumpangi menuju PWT namun kopernya masih ada. Siapakah sebenarnya bapak itu? Apakah isi dari koper misteri itu? Bagaimana cerita lengkapnya? Nantikan kisah sebelumnya. Dan untuk apa saya ke BD? Nantikan kisah selanjutnya. Stay tune.

Lapka nya:
- PWT  : 06.30
- KRY  : 0x.xx - 07.15
- MA    : 07.xx - 07.33
- KWG : 08.xx - 08.08
- SDR   : 08.25 - 08.27
- BJR    : 08.57 - 09.04
- BJG   : 09.22 - 09.28 x KA Pasundan
- TSM  : 10.10 - 10.28
- CPD  : 11.xx - 11.49
- CB     : 12.21 - 12.24
- KAC  : 13.39

noted: Sebenarnya ada beberapa stasiun persinggahan yang tidak tercatat. Termasuk ketika KA Serayu silang dengan KA Argo Wilis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular posts

Iklan