Rekrutmen dapat dilakukan dengan cara:
1. menentukan tujuan lembaga pendidikan.
2. menentukan kriteria peserta didik yang akan di rekrut.
3. membuat estimasi(perkiraan) jumlah calon peserta didik secara keseluruhan.
4. menentukan jumlah peserta didik yang ada saat ini (jika sekolah tersebut bukan sekolah baru),
5. penentuan jumlah jumlah peserta didik yang akan diterima dengan memperhatikan kriteria seperti yang dijabarkan diatas.
Sumber rekrutmen:
1. Walk ins dengan cara mencatat calon peserta didik yang tertarik dengan lembaga pendidikan tersebut walaupun calon peserta didik hanya bermaksud untuk melihat-lihat.
2. Internet dengan cara membuat iklan di internet.
3. Advertising; Want ad yaitu dengan cara mengurangi informasi secara lengkap termasuk dengan cara mengurangi informasi Biaya yang harus dikeluarkan, dan blind ad yaitu dengan cara memberikan informasi terbatas.
4. Melalui lembaga pendidikan yang setingkat dibawah atau bukan.
5. Melalui organisasi atau komunitas, melalui komunitas atau organisasi informasi dari mulut ke mulut dapat terlaksana.
6. Open house; dengan cara mempersilahkan para calon
kendala dalam rekrutmen:
1. Kebijakan organisasional, dapat dilihat dari :
* Kenaikan kelas, kelulusan, mutasi.
* Biaya pendidikan
* Penerimaan siswa lokal atau luar kota.
2. Supply and demand.
3. Kondisi lingkungan eksternal dipengaruhi oleh kondisi ekonomis dan persaingan.
4. Persyaratan peserta didik yang diterima yang tidak sepenuhnya dimiliki oleh calon peserta didik.
Selasa, 05 Januari 2010
Quantum Learning
Menurut DePorter dalam pembelajaran Quantum Learning ada 5 ciri. Ciri-ciri tersebut adalah:
1. Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui
2. Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan
3. Learning To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri
4. Learning To Live Together yang artinya belajar untuk kebersamaan
Salah satu cara dalam belajar quantum learning adalah dengan menggunakan peta pikiran. Manfaat peta pikiran adalah belajar menjadi lebih Fleksibel, dapat memusatkan perhatian. Dengan cara balajar seperti ini maka kita dapat melatih kemampuan dari otak kiri dan otak kanan.
Otak kiri:
- Berpikir logis, yaitu mengacu pada urutan.
- Berpikir rasional: harus ada alasan dari setiap tindakan yang kita lakukan.
- Berpikir sekuelsial yaitu mengcau pada urutan yang harus kita lakukan.
- Berpikir Liniear : general / menyeluruh tentang apa yang kita lakukan akan memiliki dampak atau akibat dari setiap tindakan yang kita perbuat,
- berpikir secara Konvergen /terpusat dan fokus,berpikir vertikal (struktural, menganalisis masalah mulai dari yang besar ke hal yang paling kecil).
Otak kanan:
- berpikir secara acak, tidak teratur / insidental
- Intuitif : mengacu pada fakta dan dikaitkan dengan imajinasi
- Holistik / menyeluruh
- Divergen (menyebar)
- lateral ( berpikir lebih kompleks dan mengkaitkannya dengan hal – hal lain )
1. Learning To Know yang artinya belajar untuk mengetahui
2. Learning To Do yang artinya belajar untuk melakukan
3. Learning To Be yang artinya belajar untuk menjadi dirinya sendiri
4. Learning To Live Together yang artinya belajar untuk kebersamaan
Salah satu cara dalam belajar quantum learning adalah dengan menggunakan peta pikiran. Manfaat peta pikiran adalah belajar menjadi lebih Fleksibel, dapat memusatkan perhatian. Dengan cara balajar seperti ini maka kita dapat melatih kemampuan dari otak kiri dan otak kanan.
Otak kiri:
- Berpikir logis, yaitu mengacu pada urutan.
- Berpikir rasional: harus ada alasan dari setiap tindakan yang kita lakukan.
- Berpikir sekuelsial yaitu mengcau pada urutan yang harus kita lakukan.
- Berpikir Liniear : general / menyeluruh tentang apa yang kita lakukan akan memiliki dampak atau akibat dari setiap tindakan yang kita perbuat,
- berpikir secara Konvergen /terpusat dan fokus,berpikir vertikal (struktural, menganalisis masalah mulai dari yang besar ke hal yang paling kecil).
Otak kanan:
- berpikir secara acak, tidak teratur / insidental
- Intuitif : mengacu pada fakta dan dikaitkan dengan imajinasi
- Holistik / menyeluruh
- Divergen (menyebar)
- lateral ( berpikir lebih kompleks dan mengkaitkannya dengan hal – hal lain )
pembinaan disiplin
Disiplin dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Disiplin preventif adalah upaya agar siswa untuk mengikuti dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Displin ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku peserta didik untuk menyimpang makanya aturan yang dibuat diberitahukan terlebih dahulu.
2. Disiplin korektiv yaitu pemberian kesempatan kedua apabila seseorang melanggar aturan yang telah ditetapkan
Strategi umum merancang disiplin :
- Menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin
- Keterampilan komunikasi
- Konsekuensi – konsekuensi logis dan alami
- Klarifikasi nilai ( contoh : nilai kerapihan)
- Analisis transaksional (tahapan yang dilalui dan disepakati bersama)
- Terapi realitas (dimana siswa harus mengalami baru bisa berubah)
- Disiplin yang terintegrasi
- Modifikasi prilaku
- Tantangan bagi disiplin (adanya pemberontakan)
1. Disiplin preventif adalah upaya agar siswa untuk mengikuti dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan. Displin ini dilakukan untuk mencegah terjadinya perilaku peserta didik untuk menyimpang makanya aturan yang dibuat diberitahukan terlebih dahulu.
2. Disiplin korektiv yaitu pemberian kesempatan kedua apabila seseorang melanggar aturan yang telah ditetapkan
Strategi umum merancang disiplin :
- Menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin
- Keterampilan komunikasi
- Konsekuensi – konsekuensi logis dan alami
- Klarifikasi nilai ( contoh : nilai kerapihan)
- Analisis transaksional (tahapan yang dilalui dan disepakati bersama)
- Terapi realitas (dimana siswa harus mengalami baru bisa berubah)
- Disiplin yang terintegrasi
- Modifikasi prilaku
- Tantangan bagi disiplin (adanya pemberontakan)
strategi belajar
Strategi sering kita dengar sebagai sebuah cara atau metode yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. dewasa ini berbagai metode baru dalam meningkatkan mutu belajar pesrta didik. Perubahan paradigma lama tentang pendidikan menjadi paradigma baru pendidikan menjadi salah satunya.
Dulu siswa selalu berpatokan pada guru, menerima semua yang guru ajarkan tanpa adanya kreatifitas untuk mencari sumber ilmu yang lain. Akhirnya kegiatan belajar menjadi seperti kegiatan menabung. Sang guru mengisi dan murid menerima. Kegiatan satu arah yang kurang optimal. Sekarang semuanya banyak barubah. Sistem pembelajaran mulai menerapkan konsep student center tidak lagi teacher center. Guru pada konsep paradigma pendidikan baru, sebagai fasilitator murid dalam belajar. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membangkitkan minat belajar siswa.
Perubahan itu memunculkan strategi belajar baru yang asalnya behavioristik menjadi konstruktivistik. Pada pembelajaran behavioristik, kegiatan belajar dilakukan lebih banyak dengan satu arah seperti yang telah disampaikan diatas. Pengetahuan cenderung bersifat rapi dan seragam, objektif dan pasti, kurang adanya kreativitas dalam belajar. Sedangkan pada strategi belajar konstruktivistik, lebih mengedepankan pemaknaan atas pengetahuan. Pengetahuan yang diberikan cenderung lebih kompleks, rumit, dan beragam, pengetahuan non-objektif dan senantiasa berubah.
Dengan sistem belajar baru yang lebih baik diharapkan output yang dihasilkan akan lebih baik dan lebih berkualitas. Strategi belajar baru lainnya akan diharapkan muncul untuk membantu memperbaiki sistem pendidikan untuj Indonesia.
Dulu siswa selalu berpatokan pada guru, menerima semua yang guru ajarkan tanpa adanya kreatifitas untuk mencari sumber ilmu yang lain. Akhirnya kegiatan belajar menjadi seperti kegiatan menabung. Sang guru mengisi dan murid menerima. Kegiatan satu arah yang kurang optimal. Sekarang semuanya banyak barubah. Sistem pembelajaran mulai menerapkan konsep student center tidak lagi teacher center. Guru pada konsep paradigma pendidikan baru, sebagai fasilitator murid dalam belajar. Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam membangkitkan minat belajar siswa.
Perubahan itu memunculkan strategi belajar baru yang asalnya behavioristik menjadi konstruktivistik. Pada pembelajaran behavioristik, kegiatan belajar dilakukan lebih banyak dengan satu arah seperti yang telah disampaikan diatas. Pengetahuan cenderung bersifat rapi dan seragam, objektif dan pasti, kurang adanya kreativitas dalam belajar. Sedangkan pada strategi belajar konstruktivistik, lebih mengedepankan pemaknaan atas pengetahuan. Pengetahuan yang diberikan cenderung lebih kompleks, rumit, dan beragam, pengetahuan non-objektif dan senantiasa berubah.
Dengan sistem belajar baru yang lebih baik diharapkan output yang dihasilkan akan lebih baik dan lebih berkualitas. Strategi belajar baru lainnya akan diharapkan muncul untuk membantu memperbaiki sistem pendidikan untuj Indonesia.
Minggu, 03 Januari 2010
manajemen kelas
Manajemen Kelas adalah berbagai kegiatan dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Manajemen Kelas juga merupakan suatu upaya-upaya untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar yang di dalamnya mencakup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas.
Manajemen kelas juga diciptakan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada peserta didik. Masalah yang terjadi pada peserta didik dalam kelas terbagi menjadi dua jenis:
Masalah individu:
• Attention getting behaviors (mencari perhatian)
• Power seeking behaviors (menunjukan kekuatan)
• Revenge seeking behaviors (perilaku menunjukan balas dendam)
Masalah kelompok:
• Kurang menyesuaikan diri
• Semangat kerja yang rendah
• Kelas kurang kohesif
• Kurang adaptif
Untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah diatas maka dari itu dibuatlah pendekatan Manajemen Kelas, diantaranya:
• Otoriter, pendekatan ini dilakukan dengan cara mengawasi dan mengatur. Jadi guru mempunyai peran yang sangat penuh dalam kelas ini.
• Intimidasi, pendekatan ini dilakukan dengan cara menakut-nakuti dan memberikan ancaman (tentunya bukan dalam hal yang negatif) agar peserta didik dapat patuh pada aturan dan menimbulkan kondisi yang kondusif.
• Permisif, dilakukan dengan cara memberikan kebebasan pada peserta didik namun tetap mempunyai aturan. Guru hanya bertugas memantau jalannya proses belajar.
• Resep makanan, pendekatan ini dilakukan dengan melakukan banyak kesepakatan dengan peserta didik. Guru memberi peraturan dan peserta didik mematuhinya.
• Pengajaran terencana, guru benar-benar menyiapkan konsep dan pengajaran yang terencana untuk peserta didik.
• Modifikasi perilaku, dilakukan dengan mengkondisikan perilaku siswa agar proses belajar menjadi kondusif.
• Sistem proses kelompok, dengan cara membuat kelompok – kelompok kerja. Dimaksudkan agar siswa dapat bekerja sama dengan baik.
Manajemen kelas juga diciptakan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada peserta didik. Masalah yang terjadi pada peserta didik dalam kelas terbagi menjadi dua jenis:
Masalah individu:
• Attention getting behaviors (mencari perhatian)
• Power seeking behaviors (menunjukan kekuatan)
• Revenge seeking behaviors (perilaku menunjukan balas dendam)
Masalah kelompok:
• Kurang menyesuaikan diri
• Semangat kerja yang rendah
• Kelas kurang kohesif
• Kurang adaptif
Untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah diatas maka dari itu dibuatlah pendekatan Manajemen Kelas, diantaranya:
• Otoriter, pendekatan ini dilakukan dengan cara mengawasi dan mengatur. Jadi guru mempunyai peran yang sangat penuh dalam kelas ini.
• Intimidasi, pendekatan ini dilakukan dengan cara menakut-nakuti dan memberikan ancaman (tentunya bukan dalam hal yang negatif) agar peserta didik dapat patuh pada aturan dan menimbulkan kondisi yang kondusif.
• Permisif, dilakukan dengan cara memberikan kebebasan pada peserta didik namun tetap mempunyai aturan. Guru hanya bertugas memantau jalannya proses belajar.
• Resep makanan, pendekatan ini dilakukan dengan melakukan banyak kesepakatan dengan peserta didik. Guru memberi peraturan dan peserta didik mematuhinya.
• Pengajaran terencana, guru benar-benar menyiapkan konsep dan pengajaran yang terencana untuk peserta didik.
• Modifikasi perilaku, dilakukan dengan mengkondisikan perilaku siswa agar proses belajar menjadi kondusif.
• Sistem proses kelompok, dengan cara membuat kelompok – kelompok kerja. Dimaksudkan agar siswa dapat bekerja sama dengan baik.
seleksi, penempatan, dan orientasi
Seleksi
Seleksi adalah serangkaian kegiatan dalam pemutusan apakah pelamar diterima atau tidak. Apakah siswa yang mendaftar diterima masuk sekolah yang dituju seperti yang diharapkan atau tidak. Pada proses seleksi memadukan antara kebutuhan pelamar dan kebutuhan lembaga pendidikan tersebut.
Dalam proses seleksi bukan hal yang mudah untuk menentukan siswa mana yang dapat diterima, karena ada banyak tantangan dalam proses ini. Tantangan tersebut diantaranya:
• Supply, terkait dengan kesediaan calon. Penawaran kuota peserta didik yang akan diterima. Bila peserta yang melamar banyak, bisa jadi baik karena akan lebih banyak pilihan untuk sekolah memilih yang sesuai dengan kriteria. Namun akan ada banyak hal yang harus depersiapkan lebih, yakni SDM, biaya, dan juga waktu.
• Ethis, terkait dengan kesetaraan gender, KKN, sogokan, dan lain-lain. Maka dari itu sekolah atau lembaga pendidikan tersebut dituntut untuk transparan dalam melakukan proses seleksi tersebut. Hal ini juga nantinya yang akan meningkatkan kredibilitas sekolah tersebut.
• Organisasional, berkaitan dengan visi, misi, sarana, materi, dan SDM yang tersedia.
Masuk pada proses seleksi, serangkaian panjang yang harus ditempuh peserta didik dalam proses ini adalah:
• Seleksi administratif, diantaranya pengumpulan ijazah, pengisian formulir, surat-surat yang digunakan sebagai syarat administratif.
• Tes-tes, setelah proses pengumpulan surat-surat sebagai seleksi administratif selanjut adalah tes. Tes yang diadakan dengan alat bantu kriteria yakni psikotes, pengetahuan, ataupun tes performan. Tes ini tergantung dan terkait dengan kriteria peserta didik seperti apa yang ingin dimiliki oleh sekolah tersebut.
• Wawancara, sekolah yang ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang peserta didik yang akan masuk sekolah tersebut kerap melakukan wawancara. Namun, ini biasanya tidak terjadi pada seleksi sekolah negeri, karena terlalu banyak kuota yang diterima sehingga akan memakan banyak waktu dan membutuhkan banyak SDM bila harus melakukan wawancara.
• Pemeriksaan referensi, terdapat dua jenis pemeriksaan refrensi, yakni personel dan perfoman. Pada refrensi personel biasanya yang dicek adalah pekerjaan dari orang tua, taraf ekonomi. Pada refrensi performan dicek seperti prestasi yang telah diraih dan lain-lain.
• Pemeriksaan medis, tes ini bisa diadakan mandiri oleh sekolah atau sekolah hanya menerima hasil dari lembaga medis atas hasil kesehatan peserta didik tersebut.
• Keputusan penerimaan, pengumuman penerimaan mencakup media yang digunakan dalam mengumumkan siapa saja yang diterima atau bisa juga mengumumkan juga siapa saja yang ditolak disekolah tersebut. Media yang digunakan bisa papan pengumuman di sekolah yang bersabgkutan, koran/surat kabar, atau internet.
Penempatan
Setelah melakukan seleksi maka tahapan selanjutnya adalah penempatan bagi peserta didik yang diterima de sekolah tersebut. Ada beberapa dasar penempatan peserta didik, diantaranya:
• Acak / Heterogen, penempatan bisa acak saja tidak ada kriteria khusus pengelompokan.
• Homogen, penempatan sejenis. Penempatan ini bisa berdasarkan jenis kelamin, peringkat prestasi, dan lain-lain.
• Jadwal belajar, bisa juga berdasarkan waktu belajar.
• Dan lain-lain.
Orientasi
Orientasi bertujuan mengenalkan siswa terhadap lingkungan sekolahnya dengan memberikan materi-materi tentang sejarah sekolah, hak dan kewajiban, fasilitas, personalia, tata krama. Yang biasanya diadakan sebelum kegiatan belajar mengajar.
Seleksi adalah serangkaian kegiatan dalam pemutusan apakah pelamar diterima atau tidak. Apakah siswa yang mendaftar diterima masuk sekolah yang dituju seperti yang diharapkan atau tidak. Pada proses seleksi memadukan antara kebutuhan pelamar dan kebutuhan lembaga pendidikan tersebut.
Dalam proses seleksi bukan hal yang mudah untuk menentukan siswa mana yang dapat diterima, karena ada banyak tantangan dalam proses ini. Tantangan tersebut diantaranya:
• Supply, terkait dengan kesediaan calon. Penawaran kuota peserta didik yang akan diterima. Bila peserta yang melamar banyak, bisa jadi baik karena akan lebih banyak pilihan untuk sekolah memilih yang sesuai dengan kriteria. Namun akan ada banyak hal yang harus depersiapkan lebih, yakni SDM, biaya, dan juga waktu.
• Ethis, terkait dengan kesetaraan gender, KKN, sogokan, dan lain-lain. Maka dari itu sekolah atau lembaga pendidikan tersebut dituntut untuk transparan dalam melakukan proses seleksi tersebut. Hal ini juga nantinya yang akan meningkatkan kredibilitas sekolah tersebut.
• Organisasional, berkaitan dengan visi, misi, sarana, materi, dan SDM yang tersedia.
Masuk pada proses seleksi, serangkaian panjang yang harus ditempuh peserta didik dalam proses ini adalah:
• Seleksi administratif, diantaranya pengumpulan ijazah, pengisian formulir, surat-surat yang digunakan sebagai syarat administratif.
• Tes-tes, setelah proses pengumpulan surat-surat sebagai seleksi administratif selanjut adalah tes. Tes yang diadakan dengan alat bantu kriteria yakni psikotes, pengetahuan, ataupun tes performan. Tes ini tergantung dan terkait dengan kriteria peserta didik seperti apa yang ingin dimiliki oleh sekolah tersebut.
• Wawancara, sekolah yang ingin mengetahui lebih jauh lagi tentang peserta didik yang akan masuk sekolah tersebut kerap melakukan wawancara. Namun, ini biasanya tidak terjadi pada seleksi sekolah negeri, karena terlalu banyak kuota yang diterima sehingga akan memakan banyak waktu dan membutuhkan banyak SDM bila harus melakukan wawancara.
• Pemeriksaan referensi, terdapat dua jenis pemeriksaan refrensi, yakni personel dan perfoman. Pada refrensi personel biasanya yang dicek adalah pekerjaan dari orang tua, taraf ekonomi. Pada refrensi performan dicek seperti prestasi yang telah diraih dan lain-lain.
• Pemeriksaan medis, tes ini bisa diadakan mandiri oleh sekolah atau sekolah hanya menerima hasil dari lembaga medis atas hasil kesehatan peserta didik tersebut.
• Keputusan penerimaan, pengumuman penerimaan mencakup media yang digunakan dalam mengumumkan siapa saja yang diterima atau bisa juga mengumumkan juga siapa saja yang ditolak disekolah tersebut. Media yang digunakan bisa papan pengumuman di sekolah yang bersabgkutan, koran/surat kabar, atau internet.
Penempatan
Setelah melakukan seleksi maka tahapan selanjutnya adalah penempatan bagi peserta didik yang diterima de sekolah tersebut. Ada beberapa dasar penempatan peserta didik, diantaranya:
• Acak / Heterogen, penempatan bisa acak saja tidak ada kriteria khusus pengelompokan.
• Homogen, penempatan sejenis. Penempatan ini bisa berdasarkan jenis kelamin, peringkat prestasi, dan lain-lain.
• Jadwal belajar, bisa juga berdasarkan waktu belajar.
• Dan lain-lain.
Orientasi
Orientasi bertujuan mengenalkan siswa terhadap lingkungan sekolahnya dengan memberikan materi-materi tentang sejarah sekolah, hak dan kewajiban, fasilitas, personalia, tata krama. Yang biasanya diadakan sebelum kegiatan belajar mengajar.
Langganan:
Postingan (Atom)
Popular posts
-
Ampere Bridge Palembang merupakan salah satu kota besar yang ada di Pulau Sumatera. Kota ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk diku...
-
Kereta Tawang Jaya yang saya tumpangi tiba di Stasiun Semarang Poncol disambut oleh lebatnya hujan. Melihat kondisi luar stasiun yang kur...
Iklan
Search
Contributors
Labels
- catatan perjalanan (5)
- kereta api (9)
- resume (9)